Film biografi tentang kisah perjuangan penyair Wiji Thukul yang menuntut keadilan kepada pemerintah.
Film: Istirahatlah Kata-Kata
(2016)
Ini merupakan sebuah film
biografi dari kisah perjuangan penyair Wiji Thukul yang menuntut keadilan
kepada pemerintah melalui gerakan-gerakan, orasi, dan puisinya.
Biografi:
Widji Thukul yang bernama asli Widji
Widodo seorang penyair asal Surakarta, Jawa Tengah, 26 Agustus 1963 - Meninggal
di tempat dan waktu yang tidak diketahui, hilang sejak diduga diculik, 27 Juli
1998 pada umur 34 tahun.
Tukul merupakan salah satu tokoh
yang ikut melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak 1998 sampai sekarang dia
tidak diketahui rimbanya, dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer.
(Wikipedia)
Film ini memenangkan beberapa
penghargaan dalam Festival Film Indonesia, seperti film terbaik, sutradara
terbaik, aktor terbaik.
Review:
Bisa dibilang ini adalah film
dengan konsep yang berbeda, yang mungkin terlihat asing di Indonesia.
Pendalaman karakternya gak
detail, gak dijelaskan bagaimana permasalahan serta asal usul karakter utama,
tiba-tiba ia sudah dalam perlarian, Namanya masuk daftar hitam.
Dan dalam perlariannya,
Menampilkan karya-karya yang telah dibuatnya, sampai akhir film.
Gak banyak dialog yang terucap
dalam film ini, namun kita akan mudah memahami tentang apa yang sebenarnya
disampaikan oleh film ini.
Dimana kritikan dalam
puisi-puisinya akan membuat para anggota saat itu dibuat ketar-ketir olehnya.
Menurut saya film ini bagus,
Yosep Anggi Noen mampu menampilkan sebuah film dengan konsep asing dalam
perfilman Indonesia dan ada seninya.
Film ini juga dibuat dengan
hati-hati sehingga tidak meyinggung pihak-pihak yang terkait.
untuk seseorang yang menyukai
sastra film ini recomended.
Sutradara :Yosep Anggi Noen
Produser :Yosep Anggi Noen
Yulia Evina Bhara
Penulis :Yosep Anggi Noen
Pemeran :Gunawan Maryanto,
Marissa Anita
Genre :Biografi, Drama, Survival
durasi :1 jam 38 menit
rating imdb :7.5/10
0 Response to "Review Film: Istirahatlah Kata-Kata (2016)"
Posting Komentar