Di dunia perfilman, karya-karya eksperimental seringkali mampu
mengundang perdebatan dan kontroversi, begitu pula halnya dengan film
"Syndromes and a Century". Film ini merupakan sebuah drama Thailand
tahun 2006 yang dikarang dan disutradarai oleh seniman Apichatpong
Weerasethakul. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi aspek-aspek menarik
dari film ini serta dampaknya yang kontroversial di Thailand.Syndromes and a Century
Latar
Belakang:
"Syndromes and a Century" adalah salah satu film
yang diciptakan untuk memperingati ulang tahun ke-250 kelahiran Wolfgang
Amadeus Mozart dalam festival "New Crowned Hope" yang digagas oleh
Peter Sellars di Wina. Film ini menggambarkan dua bagian cerita yang secara
esensial memiliki karakter dan dialog yang sama, tetapi berbeda dalam
pengaturan dan hasil akhirnya. Bagian pertama berlangsung di sebuah rumah sakit
di pedesaan Thailand, sementara bagian kedua berlokasi di pusat medis Bangkok.
Kontroversi
dan Censorship:
Di Thailand, "Syndromes and a Century" menjadi
kontroversial setelah Badan Sensor menuntut agar empat adegan dipotong sebelum
film tersebut bisa diputar secara komersial. Sang sutradara menolak untuk
memotong filmnya dan lebih memilih untuk menarik film tersebut dari peredaran
domestik. Meskipun begitu, film ini tetap ditampilkan dalam skala terbatas di
Thailand, dengan adegan yang dipotong diganti oleh layar hitam sebagai bentuk
protes terhadap isu sensor dan untuk memberi informasi kepada publik.Syndromes and a Century
Pesan dan
Makna:
Sutradara Apichatpong Weerasethakul menggambarkan film ini
sebagai sebuah karya tentang hati dan perasaan yang abadi tertanam dalam hati.
Meskipun tidak berkutat pada tema cinta, film ini lebih mengangkat tema
kenangan dan perubahan untuk kebaikan. Melalui perubahan karakter dan peristiwa
dalam cerita, penonton diundang untuk merenung tentang bagaimana manusia bisa
bertransformasi seiring waktu.
Penerimaan
Kritikal:
"Syndromes and a Century" menerima respons kritikal
yang beragam. Di situs Rotten Tomatoes, film ini mendapatkan rating
"segar" sebesar 89% berdasarkan 44 ulasan, dengan rata-rata skor
7.60/10. Konsensus kritis situs tersebut menyatakan bahwa meskipun memiliki
sedikit narasi, film ini mampu menjadi memoar yang menyentuh dan memukau. Di
Metacritic, film ini mendapatkan skor 71 dari 100 berdasarkan tujuh ulasan.
Kesimpulan:
"Syndromes and a Century" adalah karya eksperimental
yang menciptakan pengalaman sinematik unik. Dengan narasi yang kaya akan
simbolisme dan visual yang menarik, film ini mengajak penonton untuk
merenungkan arti perubahan dan perasaan yang mengakar dalam diri manusia.
Meskipun kontroversial, film ini berhasil menginspirasi perbincangan tentang
kebebasan berekspresi dalam dunia seni.
0 Response to "Mengulas Film "Syndromes and a Century": Karya Eksperimental Apichatpong Weerasethakul"
Posting Komentar